Tereliminasi dari peradaban
Semacam hukuman bagi mereka yang tinggal di kota metropolitan.
Kota dengan kumpulan orang yang lebih bahagia melupakan daripada dilupakan.
Kota dengan orang yang lebih senang memiliki daripada dimiliki,
Lebih senang dicintai daripada mencintai.
Sialnya, kita terjebak di kota semacam ini.
Mereka merasa kalah saing dan tersaing
Jika tidak memiliki telepon genggam yang cerdas,
Jika tidak memiliki baju yang bermerek,
Jika tidak memiliki potongan rambut terbaru,
Serta tidak terlibat hura hara yang banyak digemari oleh manusia lain.
Kita bagaikan berburu di hutan belantara,
Memanah hewan apa pun yang kita inginkan.
Itulah kebuasan yang manusia miliki.
Kebuasan tersembunyi yang lebih buas
Daripada hewan hewan yang terlihat paling buas.
Akibatnya…
Kadang terlupakan jika tengah menyembunyikan sesuatu,
Kita sebenarnya sedang membiarkan seseorang menemukannya.
Di sekolah dan bangku perkuliahan
Kita hanya belajar untuk menyembunyikan kebuasan.
Para dosen menuntut kita untuk pintar dan lebih bijak.
Berangkat dari kesadaran bahwa manusia memang memiliki sifat kebinatangan,
Sifat tersembunyi dalam diri setiap orang yang harus ditaklukkan?
Ruang karoke, diskotek adalah tempat yang dijadikan manusia sebagai hutan belantara,
Hutan kebebasan untuk mengeluarkan kebuasan.
Benarkah tempat karoke adalah wahana hiburan?
Bukankah itu lebih mirip penjara dalam bentuk yang lebih bebas?
Manusia bisa berteriak sambil bernyanyi,
Memilih lagu tentang kekesalan jiwa dan emosi yang ia simpan menahun.
Begitu juga dengan diskotek,
Sebagai tempat meluapkan emosi.
Musik keras hanya membantu untuk berhenti sejenak memikirkan masalah.
Kerlip lampu yang tiada henti membius mata hanyalah ilusi yang menenangkan pikiran.
Setelah semua itu kita akan kembali di pertemukan dengan masalah yang belum selesai dan akan memikirkannya kembali.
Kita sepertinya kehabisan cara untuk menikmati hidup.
Seakan kota telah berubah menjadi deretan kalimat tuntutan.
Milikilah ini!
Jadilah itu!
Bencilah ini!
Cintailah ini?!
Tanpa sadar suatu saat kita akan mendengar kalimat tuntutan:
Bunuhlah dia!
Kota telah mengubah bayi bayi tak berdosa
Menjadi manusia manusia penuh derita.
Kita hanya tidak begitu pandai menyadari bahwa:
Memiliki telepon genggam cerdas adalah penderitaan,
Menggunakan pakaian mewah adalah penderitaan,
Menghadiri kegiatan hura hara adalah penderitaan,
Jenis penderitaan yang tidak akan sanggup kita anggap penderitaan.
Parahnya…
Kita bukan tidak bisa menyeimbangkan kehidupan lagi.
Tapi kita tidak bisa melihat yang mana penderitaan dan yang mana keceriaan.
Louis sinatra
Makassar, 21 Nov 2018