Senja memerah marah,
Menghujat langit yang tidak berdaya,
Membiarkan bumi seharian teraniaya ulah manusia.
Angin sore bertiup pelan seperti mengelus-elus kesabaran sang pemarah.
Keindahan yang ada hanya labur.
Perlahan-lahan hamparan merah senja jatuh ke bumi.
Semua terlihat bersemu merah,
Seperti kegeraman yang tertahan.
Dan ketika matahari perlahan terpojok ke peraduannya,
Tenggelam di kaki bumi,
Lamat-lamat senja pun menghilang membawa kepenasaran.
Malam pun datang dengan jubah kegelapannya.
Louis Sinatara
Makassar, 23 Maret 2018